Revolusirakyat.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi megathrust yang diprediksi dapat terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Potensi ini didasarkan pada analisis terkini dari para ahli geofisika yang menunjukkan adanya akumulasi energi di zona subduksi atau megathrust di beberapa titik di sekitar wilayah Indonesia.
Potensi Bahaya dan Daerah Rawan
BMKG menyebutkan bahwa terdapat setidaknya 13 segmen megathrust yang mengelilingi Indonesia.
Daerah-daerah ini, yang tersebar dari barat Sumatra hingga selatan Jawa dan bagian timur Indonesia, merupakan kawasan yang berada di atas zona subduksi aktif di mana lempeng tektonik Indo-Australia terus bergerak menekan lempeng Eurasia dan lempeng lainnya.
Proses ini memicu akumulasi tegangan yang berpotensi dilepaskan dalam bentuk gempa bumi besar dengan magnitudo di atas 8,0, yang dikenal sebagai gempa megathrust.
BMKG secara khusus menyoroti potensi gempa di segmen megathrust Mentawai dan Selat Sunda yang hingga saat ini belum mengalami gempa besar dalam waktu yang cukup lama.
Situasi ini meningkatkan kekhawatiran akan adanya “seismic gap,” yaitu periode waktu di mana zona tersebut belum melepaskan energi gempa besar.
Kondisi ini bisa memicu gempa bumi yang lebih destruktif jika terjadi dalam waktu dekat.
Langkah Mitigasi dan Edukasi
Menyikapi potensi tersebut, BMKG telah mengambil berbagai langkah mitigasi.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperkuat sistem peringatan dini, baik untuk gempa bumi maupun tsunami.
BMKG juga aktif melakukan edukasi kepada masyarakat melalui program-program seperti Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) dan BMKG Goes To School.
Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, terutama di wilayah pesisir yang rawan terkena dampak tsunami akibat gempa megathrust.
Selain itu, BMKG bersama instansi terkait juga terus memantau pergerakan lempeng tektonik menggunakan teknologi terkini seperti Global Positioning System (GPS) untuk mengukur deformasi kerak bumi.
Data ini digunakan untuk memodelkan skenario gempa dan tsunami serta mempersiapkan langkah evakuasi yang lebih cepat dan efektif.
Imbauan untuk Masyarakat
BMKG menghimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa dan tsunami untuk tetap tenang namun waspada.
Masyarakat diharapkan selalu mengikuti perkembangan informasi dari BMKG dan memahami tanda-tanda awal gempa dan tsunami.
Memiliki rencana evakuasi dan rutin mengikuti latihan evakuasi juga sangat dianjurkan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan pentingnya kesadaran kolektif akan risiko bencana alam ini.
“Harapan kita adalah mampu menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim,” ungkapnya.
Dengan meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan, diharapkan masyarakat Indonesia dapat menghadapi potensi gempa megathrust ini dengan lebih siap dan terinformasi.***