Revolusirakyat.com – Ruud van Nistelrooy, mantan striker Manchester United yang legendaris, mengungkapkan perasaan hancur setelah ia diusir dari klub pada 2006. Keputusan tersebut diambil setelah hubungan yang semakin merenggang dengan manajer Sir Alex Ferguson dan tim manajemen klub. Kepergian Van Nistelrooy meninggalkan luka yang mendalam bagi pemain asal Belanda ini, yang sebelumnya merupakan pencetak gol utama bagi Setan Merah.

Puncak Ketegangan dengan Sir Alex Ferguson

Pada musim 2005-2006, meskipun Van Nistelrooy masih menjadi salah satu pencetak gol terbanyak di Premier League, ketegangan antara dirinya dan Sir Alex Ferguson mulai mencuat. Salah satu momen yang menonjol adalah insiden di ruang ganti pada musim tersebut, ketika Van Nistelrooy terlibat perselisihan dengan manajer. Ferguson, yang dikenal dengan ketegasannya, mulai kehilangan kesabaran dengan sikap Van Nistelrooy yang tidak bisa menerima cara manajernya mengelola tim.

Van Nistelrooy, yang sangat mengutamakan kemenangan dan kualitas permainan, merasa bahwa peran sentralnya dalam tim mulai terganggu oleh keputusan-keputusan Ferguson yang tidak selalu mendukungnya. Hal ini memicu konflik internal, yang akhirnya memuncak pada keputusan Ferguson untuk menjual Van Nistelrooy ke Real Madrid pada bursa transfer musim panas 2006.

Kepergian yang Menyakitkan

Kepindahan Van Nistelrooy ke Real Madrid menjadi titik balik yang emosional dalam kariernya. Meski dihormati sebagai salah satu pemain terbaik di dunia pada saat itu, ia merasa sangat terluka dengan cara dirinya diperlakukan di Manchester United. Keputusan Ferguson untuk menjualnya tidak hanya mengakhiri hubungan profesional mereka, tetapi juga menghancurkan perasaan pribadi Van Nistelrooy.

Van Nistelrooy sendiri mengungkapkan bahwa ia merasa “terkejut dan kecewa” dengan keputusan Ferguson, yang ia anggap mengesampingkan kontribusinya yang besar untuk tim selama lima tahun berkarier di Old Trafford. Ia menilai bahwa keputusan itu diambil dengan sangat cepat dan tanpa pemberitahuan yang layak, sebuah tindakan yang sangat menyakitkan bagi pemain yang pernah menjadi pusat perhatian di setiap pertandingan United.

Karier yang Gemilang di Manchester United

Ruud van Nistelrooy bergabung dengan Manchester United pada tahun 2001 dari PSV Eindhoven dengan harga transfer yang besar pada saat itu, sekitar £19 juta. Ia segera menunjukkan kualitasnya dengan menjadi pencetak gol utama bagi Setan Merah, mencetak lebih dari 150 gol dalam lebih dari 200 penampilan untuk klub. Di bawah asuhan Ferguson, Van Nistelrooy membantu United memenangkan berbagai trofi, termasuk dua gelar Premier League dan sebuah trofi FA Cup.

Namun, meski sukses di lapangan, hubungan dengan Ferguson tetap tegang sepanjang kariernya di Old Trafford, yang akhirnya berujung pada kepergiannya.

Menghadapi Keputusan yang Berat

Keputusan Ferguson untuk mengusir Van Nistelrooy memang sempat menimbulkan kontroversi, mengingat kontribusi besar yang diberikan Van Nistelrooy di Manchester United. Namun, di sisi lain, Ferguson dikenal dengan prinsip dan kedisiplinannya yang sangat tinggi, dan ia percaya bahwa pengelolaan tim harus lebih mengutamakan keharmonisan internal dan keseimbangan tim daripada mempertahankan pemain bintang yang tidak lagi sepenuhnya sejalan dengan visi tim.

Van Nistelrooy akhirnya melanjutkan kariernya di Real Madrid, di mana ia terus menunjukkan kelasnya dengan meraih kesuksesan di La Liga dan Liga Champions. Namun, ia tak pernah melupakan masa-masa di Manchester United, meskipun kenangan itu agak tercemar dengan cara dirinya ditangani oleh Ferguson dan manajemen klub.

Kesimpulan

Kepergian Ruud van Nistelrooy dari Manchester United adalah salah satu peristiwa besar dalam sejarah klub, yang memperlihatkan sisi manusiawi dari sebuah hubungan profesional di dunia sepak bola. Meskipun Van Nistelrooy merasa sangat kecewa dan terluka, ia tetap menghormati kontribusinya yang besar terhadap klub. Keputusan Ferguson untuk mengusirnya dari Old Trafford mungkin terlihat tepat secara profesional, tetapi bagi Van Nistelrooy, itu adalah pengkhianatan yang menghancurkan perasaannya.